seputar basket
Kamis, 24 Oktober 2013
Rabu, 12 Desember 2012
Rony Gunawan, Antara Comeback dan Statusnya yang Tak Lajang Lagi
nblindonesia.com - 02/12/2012
Adaptasi Gaya Coach Ocky, Belum Rencanakan Punya Momongan
Harapan besar digantungkan Satria Muda (SM) Britama Jakarta kepada Rony Gunawan. Setelah tidak maksimal di preseason tournament Oktober lalu, SM memasukkan lagi nama Rony dalam roster untuk musim reguler Speedy NBL Indonesia 2012-2013.
Ragil Ugeng, Bandung
---
SUKSES SM merajai perbasketan tanah air dalam beberapa tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari sosok Rony. Ketika SM menjadi juara NBL Indonesia 2010-2011, Rony adalah salah satu kunci sukses.
Musim 2011-2012 SM memang masih bisa mempertahankan gelar juara tanpa Rony yang bermain di liga lain. Namun, saat itu skuad SM relatif sama dengan musim sebelumnya. Bahkan, kepergian Rony tergantikan oleh masuknya rookie hebat Arki Dikania Wisnu.
Nah, musim ini, saat beberapa pemain senior SM pensiun, kekuatan tim tersebut tereduksi. SM tersingkir di semifinal preseason tournament setelah dikalahkan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta. SM pun menarik kembali Rony untuk diturunkan di NBL Indonesia.
Selain masih menjadi salah satu center terbaik di tanah air, Rony memiliki kelebihan jam terbang. Itu dibutuhkan SM yang tahun ini sedang rebuilding dengan salah satunya memasukkan tiga rookie(pendatang baru). Salah satu peran Rony adalah menjadi mentor bagi para pemain muda itu.
Bahwa pada musim pertama ini SM belum begitu meyakinkan, ini disebabkan Rony harus banyak beradaptasi dengan gaya main yang diusung pelatih Octaviarro Romely Tamtelahitu. Rony memang belum pernah dilatih pria yang akrab disapa Coach Ocky tersebut. Selama di SM, Rony lebih banyak dilatih Fictor Gideon Roring.
"Cocok nggak cocok (dengan pelatih, Red) itu nomor dua. Yang pertama, sebagai pemain, saya harus menyesuaikan diri dengan apa yang diinginkan pelatih. Saya harus tahu tradisi apa yang diinginkan Coach Ocky. Sesimpel itu," tegasnya.
Menurut Rony, salah satu hal yang harus dibenahi SM saat ini adalah masalah ketenangan. Dia menilai para pemain muda SM terlalu buru-buru. Untuk menyelesaikannya, Rony banyak sharingdengan para junior. Setelah latihan atau ketika menyaksikan video pertandingan, Rony tak segan-segan memberikan advis.
"Tim ini sedang rebuilding. Ini masih masa transisi bagi kami. Semua tim yang sedang transisi pasti mengalami apa yang kami alami saat ini. Namun, kami yakin bisa bangkit di seri-seri selanjutnya," tegas Rony.
Meski tengah rebuilding, Rony menandaskan bahwa SM tetap mengejar gelar juara. Motivasi Rony berlipat karena ingin mengejar kado pernikahannya. Ya, mulai 6 Oktober lalu Rony memang sudah berstatus suami Priscilla Woen.
Status baru itu tentu saja membawa banyak perubahan pada keseharian Rony. Dia tidak lagi tinggal di mes pemain SM di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seusai latihan pagi dan sore, Rony langsung pulang ke rumah untuk menemani sang istri.
"Tapi, ini tidak berarti hubungan saya dengan pemain lain renggang. Kami masih tetap sangat kompak as a team," ucap pemain bertinggi 194 cm tersebut.
Setelah menikah, Rony memang memiliki banyak rencana untuk masa depan. Namun, terkait momongan, dia mengatakan tidak terburu-buru untuk segera memiliki buah hati. "Belum punya rencana untuk segera memiliki anak. Tapi, kalau memang dikasih sama Tuhan, ya diterima dengan senang hati. Kan anak itu anugerah," pungkasnya. (*/c9/ang)
Garuda Beri SM Start Terburuk
nblindonesia.com - 02/12/2012
Modal Berharga Menjelang Lawan Aspac
Catatan tidak pernah menang Garuda Kukar Bandung kala bersua Satria Muda (SM) Britama Jakarta di C-Tra Arena berhasil dipatahkan. Tadi malam (1/12), di hadapan ribuan pendukungnya, Garuda berhasil mengalahkan SM dengan skor tipis 57-51.
Garuda yang kini dihuni banyak pemain muda perlu perjuangan keras untuk menggapai kemenangan itu. Garuda Nations, fans Garuda, pun dibuat sport jantung karena SM mendominasi perolehan poin pada kuarter keempat. Total, SM membukukan 19 angka, sedangkan Garuda hanya 9. Untung, Garuda sudah unggul 16 poin menjelang kuarter keempat sehingga tidak bisa dikejar SM.
Tidak hanya mematahkan tradisi selalu kalah di C-Tra Arena, kemenangan itu, menurut asisten pelatih Garuda A.F. Rinaldo, juga akan menambah kepercayaan diri Wendha Wijaya dkk. Khususnya untuk menghadapi Dell Aspac Jakarta hari ini.
"Kalau berada di level permainan seperti tiga kuarter awal, kami merasa yakin untuk menang. Aspac beda dengan SM. Mereka lebih banyak mengandalkan shooter-nya. Sementara SM lebih banyak bermain underbasket," terang Inal, sapaan karib Rinaldo, saat ditemui seusai pertandingan tadi malam.
Wendha menjadi top scorer bagi Garuda dengan 11 poin. Rookie Chandistira Pranatyo juga tampil bagus dengan 10 poin. Point guard SM Faisal Julius Achmad sebenarnya tampil lebih dominan dengan 19 poin. Namun, dia kurang mendapat dukungan rekan-rekannya.
Catatan buruk SM lainnya adalah rebound mereka yang lagi-lagi kalah. Garuda unggul dalam halrebound dengan 31 berbanding 27. Padahal, sebelumnya SM dikenal sebagai tim yang jago rebounddan itu sering menjadi kunci kemenangan mereka.
Kemenangan tersebut juga menunjukkan bahwa rebuilding yang dilakukan Garuda sejauh ini lebih berhasil daripada SM. Sebagai catatan, kedua tim sama-sama diperkuat pemain yang jauh lebih muda dibanding pemain musim lalu. Garuda menurunkan lima rookie. Sedangkan SM menurunkan tiga pemain debutan.
"Tapi, juga masih banyak yang harus kami benahi. Anak-anak hanya bisa konsisten hingga kuarter ketiga. Kuarter keempat bukan bentuk permainan Garuda yang kami inginkan," tegasnya.
Di sisi lain, kekalahan tersebut tak hanya menodai dominasi SM atas Garuda di C-Tra Arena. Hasil minor itu juga membuat SM memiliki rekor 2-3. Ini merupakan start terburuk SM sejak era NBL. Pada lima pertandingan NBL musim perdana, SM memiliki rekor 3-2. Sementara musim lalu SM bahkan sangat superior dengan menyapu bersih semua kemenangan di lima laga awal.
Pelatih SM Octaviarro Romely Tamtelahitu menyatakan, penampilan buruk anak asuhnya di dua kuarter awal menjadi biang keladi kekalahan timnya. Ketika itu SM memang kalah dengan skor 15-34. SM bahkan sempat tertinggal hingga 23 poin. "Garuda menyerang ketika kami menyerang. Itu membuat anak-anak banyak melakukan turnover," ucap pelatih yang karib disapa Ocky tersebut.
Namun, menurut dia, SM masih memiliki banyak waktu untuk berbenah. Para pemain muda SM juga masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Start lebih buruk para pemain mudanya dibanding penggawa junior Garuda dianggap sebagai sebuah dinamika. Apalagi, armadanya baru komplet setelah preseason tournament.
"Ini dinamika pertumbuhan SM yang baru. Kalau sampai seri keempat kami masih seperti ini, berarti ada yang salah dengan program saya. Kami menikmati dan terus belajar dari semua proses pertumbuhan tim muda ini," tutur Ocky. (ru/c9/ang)
Langganan:
Postingan (Atom)