nblindonesia.com - 21/10/2012
Sua Pelita Jaya di Partai Puncak Malam Ini
CLS Knights Surabaya dan Pelita Jaya Esia Jakarta bertemu dalam partai puncak Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament 2012-2013 di DBL Arena malam ini. Final ini menjadi sejarah bagi kedua tim.
Bagi CLS, ini adalah final ketiga beruntun (hat-trick). Pada dua edisi sebelumnya, klub kebanggaan Surabaya itu sukses menjadi juara (2011) dan runner-up (2010).
Namun, bagi Pelita Jaya, ini adalah final pertama mereka dalam semua ajang NBL (preseason tournament dan musim reguler). Selama ini, PJ selalu mentok di semifinal. Mereka melenggang ke partai puncak setelah membantai Satria Muda Britama Jakarta dengan skor 75-63 tadi malam.
Sementara itu, CLS menang supertegang lewat overtime dengan mengandaskan perlawanan Dell Aspac Jakarta 75-70. Laga antara CLS versus Aspac benar-benar membuat jantung 4.000 penonton sangat tegang. CLS hampir saja kalah kalau guard Rachmad Febri Utomo tidak bisa menyamakan kedudukan 64-64 saat pertandingan kurang empat detik.
Pria 27 tahun kelahiran Solo itu menjadi pahlawan CLS lewat aksi gemilangnya saat babak tambahan waktu alias overtime. Febri mencetak sembilan di antara sebelas poin CLS pada masa itu. Dua poin lainnya disumbangkan shooting guard Andrie Ekayana. Total, Febri mencetak 23 poin, terbanyak di timnya. Rookie CLS A.A. Ngurah Wisnu juga tampil baik dengan donasi 15 poin.
''Dalam posisi tertinggal, pelatih memberikan instruksi kepada kami untuk back door. Alhamdulillah, berjalan dengan baik,'' ucap Febri. ''Pada babak final besok (malam ini, Red) kami akan habis-habisan,'' imbuhnya.
Pelatih CLS Eduard Santos Vergeire mengakui timnya sempat keteteran ketika tertinggal delapan poin pada kuarter ketiga. Namun, dia menenangkan pemainnya untuk tidak panik.
''Saya mengatakan kepada mereka untuk tetap tenang. Tidak frustrasi karena Aspac juga lelah. Febri bermain fantastis, semua team work pemain fantastis,'' ungkap pelatih kelahiran Manila, Filipina, tersebut. ''Besok (hari ini, Red) adalah malam yang besar. Kami ingin pemain istirahat tenang malam ini dan akan mati-matian di babak final,'' tegasnya.
Di sisi lain, PJ relatif menang mudah atas juara bertahan SM. Sepanjang pertandingan, SM tidak pernah sekalipun menyusul perolehan poin PJ.
Sempat menipiskan ketertinggalan menjadi tiga poin pada kuarter empat, Faisal Julius Achmad dkk tidak mampu menjaga momentum dan akhirnya kalah dengan margin 12 poin.
Pelatih PJ Nathaniel Canson menyatakan, timnya memang sangat dominan atas SM. ''Kami menang bukan karena beruntung. Kami sangat dominan mulai awal sampai akhir. Tidak ada keraguan lagi,'' tegas Coach of the Year NBL Indonesia musim lalu tersebut.
''Saya sangat bangga kepada pemain. Setelah empat tahun tertidur, tahun ini saatnya mereka untuk bangun. Pemain saya luar biasa. Saat saya memberikan instruksi, mereka hanya mendengar, tanpa bertanya,'' kata Nathaniel.
Kapten PJ Erick Sebanyang mengungkapkan hal serupa. ''Setelah selalu mentok di semifinal, tahun ini kami bertekad untuk juara,'' tegasnya. (nur/c5/ca)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar