nblindonesia.com - 21/10/2012
PELITA JAYA v CLS KNIGHTS
Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament 2012 mencapai klimaks malam ini. Saat CLS Knights Good Day Surabaya bertanding dengan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta dalam laga final di DBL Arena.
Kehadiran pelatih baru membuat dua tim tersebut semakin tangguh. Di kubu CLS ada pelatih baru asal Filipina Eduard Santos Vergeire. Sementara itu, di kubu PJ ada Nathaniel Canson yang juga kelahiran Filipina. Jadi, secara tidak langsung final malam nanti menjadi pembuktian dua pelatih impor tersebut.
Langkah CLS dan PJ sampai ke final hampir sama. Mereka sama-sama lolos ke semifinal dengan predikat runner-up grup. Namun, dengan semangat pantang menyerah, mereka mampu menyingkirkan unggulan. CLS membekuk Dell Aspac Jakarta 75-70 melalui overtime. Sedangkan PJ mengandaskan unggulan utama Satria Muda Britama Jakarta 75-63.
"Hari ini (tadi malam, Red) saya gembira karena anak-anak berjuang dengan sangat keras. Besok (malam nanti) melawan Pelita Jaya saya ingin anak-anak bekerja lebih keras lagi," kata Coach Dong, panggilan Eduard Santos Vergeire.
"Pelita Jaya adalah tim yang sangat bagus. Bersama Coach Nath (sapaan Nathaniel Canson, Red), Pelita amat berbahaya. Apalagi, mereka memiliki barisan pemain yang sangat dalam," lanjutnya.
Pemain terbaik CLS dalam semifinal tadi malam Rachmad Febri Utomo bertekad memberikan gelar juara kepada para pendukungnya. Tadi malam sekitar 4 ribu Knights Society, sebutan pendukung CLS, tidak pernah lelah memberikan dukungan.
"Saya persembahkan kemenangan ini kepada Knights Society dan warga Surabaya. Pelita Jaya adalah tim bagus, lihat saja ketika SM keteteran melawan mereka," kata Febri. "Namun, sebagai juara bertahan, kami tentu sangat ingin mempertahankan gelar," imbuh pemain yang menjadi top scoreruntuk CLS dengan 23 poin itu.
Selain top scorer, Febri menjadi penyelamat CLS untuk memaksakan overtime dengan dua poinnya pada detik akhir pertandingan. Saat babak tambahan, tembakan tiga angkanya juga membuat Aspac tidak mampu mengejar.
Sementara itu, kubu PJ tidak kalah optimistis untuk merebut gelar juara. Apalagi, bagi mereka ini adalah kali pertama menembus final di era NBL.
Bagi Coach Nath, CLS merupakan lawan yang tangguh. Karena itu, sejak awal dia sering bilang ingin terhindar dari pertemuan dengan CLS. Namun, karena harus berhadapan di final, Nath menegaskan bahwa timnya akan habis-habisan.
"Anak-anak sekarang sedang lapar gelar. Bertemu dengan CLS akan menjadi game besar, ini final pertama mereka. Terpenting, pemain bermain dengan lepas dan menikmati atmosfer final," tandasnya.
Baik CLS maupun PJ sama-sama menunjukkan mental pantang menyerahnya tadi malam. Khususnya CLS. Pada detik-detik akhir pertandingan Tony Agus membuat kesalahan sehingga peluang untuk mengejar ketinggalan lepas. Itu membuat CLS harus melakukan sacrifice foul agar Aspac tidak mengulur waktu yang kurang dari 24 detik.
Dalam kondisi tertekan, CLS tetap solid dan kompak. Febri akhirnya memaksakan overtime dengan tembakan saat pertandingan tersisa empat detik. Pun demikian dengan PJ. SM seperti biasanya tidak pernah menyerah. Mereka kembali mendekat saat PJ unggul dua digit. Namun, itu tidak membuat PJ Panik. Sampai akhirnya PJ membuat SM kehabisan bensin pada kuarter keempat. (nur/c9/ang)
---
CLS Knights
- CLS menjadi tim dengan team work terbaik di preseason tournament. Indikasinya, CLS mencatat total 119 assist yang merupakan jumlah terbanyak. Angka itu jauh meninggalkan peringkat kedua Dell Aspac Jakarta yakni 91 assist.
- Tambahan 23 poin melawan Aspac semalam membuat Rachmad Febri Utomo mengumpulkan total poin 60 selama preseason. Bersama forward Tony Agus, Febri menjadi pemain tersubur CLS.
- Semifinal melawan Aspac menjadi penampilan terbaik A. A Ngurah Wisnu. Point guard rookie CLS tersebut mencatat 15 poin. Wisnu memanfaatkan kepercayaan dengan baik sebab di dua laga awal, dia tidak dimainkan.
- Final malam ini menjadi final preseason tournament ketiga CLS secara beruntun.
Pelita Jaya
- Erick Sebayang dkk tetap menjadi tim dengan offense terbaik di NBL Indonesia. Total, PJ mengumpulkan 471 poin. Jauh di atas Aspac Jakarta (454 angka).
- Big man PJ harus lebih membuktikan diri di laga final. Dari empat tim semifinalis, PJ menjadi tim dengan rebound terendah (213).
- Ferdinand Damanik langsung menyatu dengan tim. Dia menjadi pengumpul poin nomor dua terbanyak timnya dengan 65 angka. Satu poin di bawah Ary Chandra 66 poin.
- Menembus final adalah prestasi terbaik PJ di semua ajang NBL Indonesia. Sebelumnya, PJ hanya mentok di semifinal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar