nblindonesia.com - 13/11/2012
Grup Kolintang Iringi Lagu Kebangsaan Indonesia dan Amerika
Laporan Anton Hadiyanto, Agus Wahyudi dari Seattle, AS
SEATTLE - Tim putra dan putri DBL Indonesia All-Star 2012 Minggu malam lalu (11/11, kemarin WIB) menjalani laga terakhir mereka di Seattle, Amerika Serikat. Melawan tim seleksi utama Rainier Vista Boys and Girls Club, mereka mendapat pengalaman yang akan sulit dilupakan. Sebab, beberapa anak dan saudara bintang NBA turut tampil di lapangan melawan mereka.
Misalnya, Jamar Kemp, 15, putra Shawn Kemp, legenda NBA yang pada 1990-an kondang membela Seattle SuperSonics.
Laga persahabatan terakhir itu dikemas layaknya pertandingan formal. Pihak Indonesia, yang di-support penuh Seattle-Surabaya Sister City Association (SSCA), menampilkan Kulintang Ensemble Seattle, beranggota warga Indonesia di kota tersebut.
Mereka tampil untuk mengiringi lagu kebangsaan kedua negara. Indonesia Raya dilantunkan Evi Susianti. Kemudian, Star Spangled Banner dibawakan seorang artis asal Seattle, Phillip Lomax, finalis acara pencari bakat populer, X-Factor.
Wakil Wali Kota Seattle Darryl Smith juga hadir untuk menonton event yang sudah diselenggarakan tiga tahun berturut-turut tersebut.
Memang, pertandingan tidak berlangsung seperti yang diharapkan wakil Indonesia. Tim putri kalah 33-45, tim putra tunduk 26-60. Tahun ini, tim muda Seattle memang lebih siap, lebih serius melawan DBL Indonesia All-Star.
Persiapan itu mereka lakukan karena dalam dua tahun terakhir anak-anak Indonesia selalu tampil maksimal. Bahkan, tahun lalu, tim putra DBL All-Star hanya kalah satu angka.
''Kami tahu, tim Anda (Indonesia, Red) selalu datang dengan kekuatan yang baik. Jadi, kami juga harus memilih yang terbaik dari anak-anak di sini,'' tutur Alventis Brooks Jr alias ''AJ'', direktur olahraga di Rainier Vista Boys and Girls Club Seattle.
AJ, kakak bintang NBA Aaron Brooks, memang serius. Tim Seattle, khususnya yang putra, tinggi-tinggi dan besar-besar. Beberapa nama besar ikut diwakili anak-anak pilihan Seattle itu.
Jamar Kemp merupakan salah satunya. Walau baru berumur 15 tahun, tinggi badannya sudah 196 cm dengan berat 110 kg. Kemarin, ibunya, istri Shawn Kemp, Marvena, ikut menonton. Juga sang adik, Jamon, 12.
Marvena, mantan pemain basket tingkat universitas, tampak sangat serius melihat anaknya bertanding. Jamar bukanlah starter, tapi punya peran besar, khususnya dalam bermain defense. Pada masa mendatang, Jamar bisa jadi terus berkembang. Baik dalam ukuran badan maupun kemampuan.
''Pengaruh ayahnya pasti ada. Setidaknya tiga kali dalam sepekan Jamar dan ayahnya berlatih bersama di dekat rumah,'' ungkap Marvena.
Sang anak pun termotivasi untuk jadi pemain basket hebat. ''Ayah selalu mendorong dan mendorong saya supaya memiliki kemampuan lebih baik. Dia bilang saya harus lebih baik dari dia. Tapi, saya tidak merasa tertekan, karena saya memang suka basket,'' ungkap Jamar Kemp.
Pemain lain yang punya hubungan kerabat dengan pemain NBA adalah Andro Bernard Jr. Dia adalah keponakan salah satu mesin poin Los Angeles Clippers, Jamal Crawford. ''Kelak saya juga ingin jadi pemain hebat, bermain di NBA seperti dia,'' ucap Andro Bernard Jr.
Melawan anak dan keluarga bintang memberikan kesan khusus bagi para pemain DBL Indonesia All-Star 2012.
''Sejak kecil saya suka Seattle SuperSonics, dan tentu saja suka Shawn Kemp. Menghadapi anaknya adalah sebuah kejutan bagi saya dalam laga seperti ini di Amerika. Pengalaman yang mungkin tak akan bisa saya alami lagi, sampai kapan pun,'' tegas Hans Abraham, guard asal SMA 1 PSKD Jakarta.
Anak-anak Indonesia juga bisa dibilang terkejut dengan pengalaman ini. ''Susah tembus di bawah basket. Saya baru tahu bahwa salah seorang pemain lawan adalah anak Shawn Kemp. Pantas saja. Mungkin kemampuan bertahan bapaknya menurun ke dia,'' tambah Nuke Tri Saputra, forward asal SMAN 14 Semarang.
Walau gagal meraih kemenangan, pihak DBL Indonesia dan SSSCA berniat untuk melanjutkan program ini hingga tahun-tahun ke depan.
''Menang atau kalah bukan tujuan utama program ini. Walau menang akan bikin senang, secara keseluruhan program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi anak-anak Indonesia. Baik dalam hal basket maupun aspek lain kehidupan. Kalau mereka bisa menularkan semua pelajaran ini kepada yang lain di Indonesia, baik dalam waktu dekat maupun jangka panjang, misi kami akan tercapai,'' kata Azrul Ananda, direktur PT DBL Indonesia dan commissioner DBL.
Pihak Seattle bahkan berniat meningkatkan kerja sama tersebut. Tidak hanya menjamu tim Indonesia, mereka juga akan berusaha keras mengumpulkan dana, supaya ada tim Seattle yang bisa berkunjung ke Indonesia tahun depan. Tahun ini, menurut AJ Brooks, pihaknya belum berhasil. Tapi, dia yakin tahun depan bisa terwujud. Apalagi, pihak Kota Seattle semakin memberikan perhatian.
Darryl Smith yang mewakili Pemerintah Kota Seattle mengaku akan mendukung upaya tersebut. ''Sudah tiga tahun berturut-turut kedua pihak menjalin ikatan yang kuat. Ikatan hebat untuk meraih kemajuan. Kerja sama seperti ini tidak hanya antarkota, juga tidak hanya antarnegara. Tapi, lebih luas lagi, antara generasi muda di seluruh dunia. Basket hanyalah satu cara untuk menjalin kedekatan. Mereka akan menikmati manfaatnya pada masa mendatang,'' tutur sang wakil wali kota.
Setelah laga terakhir ini, rombongan DBL Indonesia All-Star masih akan tinggal beberapa hari di Seattle. Beberapa program seru telah menanti sebelum kembali ke Indonesia, Rabu dini hari waktu setempat (14/11).
Misalnya, mengunjungi markas Seattle Storm, tim WNBA. Juga, mengunjungi pabrik pesawat Boeing, yang merupakan salah satu sponsor DBL All-Star. (ady)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar